Langsung ke konten utama

Ebook “Petunjuk Instalasi Manjaro LInux”


Pengawal Kata

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
 
Ini bukan untuk apapun selain untuk berbagi manfaat, berbagi kebaikan dan menabung amal sholeh saya, insya Allah.
Rasulullah pernah bersabda “Sebaik-baik manusia adalah yang paling banyak bermanfaat bagi sesamanya”. Al Hamdulillah akhirnya kesempatan ini tiba juga, untuk menulis sketsa sederhana bagaimana menginstall Manjaro. Walau mudah, namun tak menutup kemungkinan karena tidak adanya tutorial bahasa indonesia yang dijumpai saat searching di google membuat ragu beberapa kawan yang awalnya tertarik mencoba dan menginstall Manjaro di Pc meraka.
Baik kawan, sebelum kita mulai caranya saya ingin mengutarakan beberapa hal yang mungkin bisa dijadikan sedikit referensi mengenai apa itu manjaro? Apa kelebihannya? Dan apa kekurangannya?
Bismillah… kita mulai...

Tentang Manjaro
 
Manjaro adalah distro Sistem Operasi yang berbasis linux dirancang dari distro ArchLinux namun memiliki tampilan GUI cukup memikat, hingga cocok bagi kita yang baru sedikit mengenal linux (bagi sahabat yang benar-benar baru tahu Sistem Operasi berbasis Linux tidak terlalu disarankan menggunakan ini).
 
Manjaro dibuat untuk memudahkan penggunanya sekaligus bisa menikmati kecanggihan dan dan portabelitas yang dimiliki Sistem Operasi ArchLinux, Arch linux sendiri merupakan Sistem Operasi yang dibuat berbentuk teks terminal, jadi kita mulai dari menginstall sistem operasi, penginstallan base, penginstallan Desktop Enviroment sampai install aplikasi hanya menggunakan CLI (command line interface, melakukan semua hal dengan menulis perintah di terminal) Manjaro dibuat untuk mengantisipasi kesulitan itu. 

Kelebihan Manjaro 
1. GUI. Dengan anugrah ini saya jadi tidak ragu untuk menginstall distro arch besed
2. Rolling release. Manjaro adalah sistem oprasi linux yang memiliki keunggulan seperti orangtuanya, yaitu versi rolling release, sekali install seumur hidup. Tak perlu menunggu rilis terbaru untuk mendapatkan update sistem dan fitur terbarunya.
3. Fitur ArchLinux. Kita bisa merasakan semua fitur ArchLinux, termasuk kemudahan manajemen pacman yang simpel.
4. Live pre-installer. Jadi kita bisa menggunakan livenya untuk sekedar mencoba dan mencicipi kinerja dan keindahannya, di arch tentu saja hal ini tidak memungkinkan, dalam iso manjaro sudah disuntikkan Desktop Enviroment (DE), GUI untuk install dan remove aplikasi juga sudah terinstall codec multimedianya, nah baik preinstall maupun paska install kita tidak kerepotan, portabel.
5. Aplikasi lengkap. Dari office, multimedia, internet, codec, java, flashplayer bahkan Steam sudah disuntikkan dalam default OS. kita tinggal mengkonsumsi, lantas tak perlu kaget jika .iso Manjaro Linux 1 GB keatas.
6. Rilis dengan berbagai desktop enviroment, sehingga kebebasan memilih itu ada.

Kekurangan Manjaro
1. File .iso gendut. Inilah yang kurang disukai para pengirit kuota, karena image manjaro sangat
gendut, walau itu sesuai dengan isi yang tersemat di dalamnya.
2. Update besar. Ini yang mungkin dirasakan pengguna ArchLinux dan turunannya, file binarynya belum sebaik .deb di debian maupun .rpm di redhat, bisa jadi chromium di Manjaro fedora 40 Mb namun di manjaro 50 Mb, otomatis
akan menguras kuota internet kita , hati-hati yang paketan hanya 25 ribu/bulan (GSM). Belum lagi karena rolling release Manjaro, sering kali update, nah pernah saya harus update 300 MB lalu dua minggu depannya sudah ada notifikasi update 380 Mb.
3. Jika ada tambahan akan saya tambah, sekian dulu.

Mendapatkan .iso Manjaro Rilis Terbaru
 
Walaupun Manjaro menggunakan rolling release, manjaro tetap menyediakan versi untuk memperbaharui file .isonya, tiap berapa bulan manjaro mengubah versi Sistem operasinya, jadi bagi kita yang belum mendownload tak akan tertinggal jauh, hingga menyebabkan bertumpuknya updatean sistem.
Untuk mengecek rilis stabil terakhir bisa mengunjungi tautan berikut: Manjaro Linux
 
Edisi (Desktop Enviroment) Rilis Manjaro
Manjaro memiliki beberapa Edisi dalam rilisnya:
1. Xfce (default dan rekomendasi)
2. Openbox (official)
3. KDE (official)
4. Cinnamon/gnome (Community edition)
5. Mate/gnome (Community edition)
 
Kawan sekalian, sekian dulu pengantar dari bagian ebook ini, kami telah menyediakan linknya untuk bisa di unduh dengan mudah, ringan dan cepat. Karena ukurannya kurang-lebih hanya 1 MB.
 

Komentar

  1. ijin donlot ya broo... mo coba manjaro neh :D

    BalasHapus
  2. mati kang link-nya. mohon bantuannya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Maaf ya, tadi saya check di dropboxnya memang didisable karena ada masalah sekuriti, ini saya sudah update linknya. Terimakasih.

      Btw, ini panduan instalasinya sudah agak basi, karena Manjaro sudah menggunakan live installer baru.

      Hapus

Posting Komentar

Mari bijak dalam berkomentar, mengkritik dan memberi masukan itu menandakan kita mengerti apa yang ada pada tulisan ini, terimakasih.
Mari mencerdaskan bangsa ini.

Postingan populer dari blog ini

Cara Menggunakan Wvdial di Linux Semua distro (XL, Telkomsel, Axis dan 3)

Wvidial adalah aplikasi yang menggunakan CLI untuk menghubungkan modem dengan internet, sampai saat ini masih menjadi aplikasi favorit pengguna sistem operasi Linux besed sebagai senjata onlinenya. Banyak kelebihannya: Mudah, agak simpel, run with CLI dan pastinya ringan. Dan kekurangannya itu lho, bagi pemula cara itu dianggap njelimet. Tak apa, asal bisa konek modemnya dan bisa digunakan untuk online sudah senang rasanya. Di windows lebih susah sebenarnya, karena harus install driver ini dan itu. Sedangkan di Linux tanpa driver, modem bisa jalan (dengan sedikit konfigurasi, dan perlu sedikit trik untuk sebagian modem yang belum support) Well, wvdial pokoknya mudah jika tau cara menggunakannya, bagaimana? Ikuti tutorial saya berikut: Install Pada dasarnya, hampir semua distro sudah tersedia wvdial secara default, tapi ada pula sebagian kecil yang sistemnya belum di tambahkan wvdial, jadi kita perlu install manual Debian/Ubuntu besed: $ sudo apt-get install wvdi

Distro Linux Terbaik Dimata Pengguna Awam Bag 2: OpenSUSE (UPDATE!)

Al Hamdulillah, masih diberi kesempatan Allah untuk menulis artikel ini, artikel yang sangat penting menurut saya . Mengapa? Karena saya tahu, sebenarnya banyak teman-teman yang ingin belajar atau beri'tikad baik menghilangkan kebiasaan membajak (Windows beserta softwarenya) dengan menggunakan Linux. Mereka ingin belajar namun masih ada banyak kendalanya, contoh paling mudah adalah kendala dalam memilih distro Linux yang cocok dan pas untuk mereka, ini mengingat ada banyak sekali distro Linux dengan berbagai variasinya, hingga para pemula bingung. Wal Hamdulillah setelah kemarin menulis Distro Linux Terbaik Dimata Pengguna Awam Bag 1 dan mendapat apresiasi yang baik dari teman-teman. Kali ini saya ingin menulis tema yang sama bagian 2. Saya mantap memilih distro OpenSUSE, tentunya dengan berdasarkan beberapa timbangan dan sudah langsung mencoba. Well, saya menggunakannya baru kisaran 1 bulan, ini menarik karena begitu mencoba langsung kerasan menggunakan ini dan memilih

Cara mengganti Repository OpenSUSE Menjadi Repository Lokal (Update 22-11-2013)

Assalamu'alaikum sobat muslim, terimakasih atas kunjungannya semoga apa yang saya tulis ini memberi wawasan dan manfaat bagi teman-teman yang belum tahu. Tutorial ini hanya sebagai pelengkap yang sudah ada dan untuk memperbanyak totorial OpenSUSE hingga teman-teman tak kesulitan mencarinya di search engine seperti Google.com Sebenarnya mengganti repository default OpenSUSE ke Repository lokal tidaklah rumit, bisa kita lakukan menggunakan terminal (manual) Maupun YaST (GUI mode), kedua-duanya sama mudah dan simpel. Daftar Repository lokal pilihan saya. Sebelum kita mengganti repo default OpenSUSE ke repo lokal, perlu kiranya kita memperhatikan mana kiranya yang memiliki kecepatan download paling pesat, nah disini saya hanya memilih 3 Repo yang tercepat menurut saya pribadi, tak ada bukti nyata yang bisa saya paparkan disini, namun saya memilih hanya berdasarkan pengalaman pribadi dan pengakuan teman-teman, semoga bermanfaat.