Langsung ke konten utama

Netrunner Si Cantik Yang Gegas Di Laptop Bersepesifikasi Rendah

Bismillah...

Apakabar sobat? sudah lama rasanya saya nggak posting artikel linux besed, dengan bertambahnya kesibukan di pesantren baru.

Kali ini alakulihal akan membawakan makanan baru yang belum pernah kami sentuh, NetRunner. Distro baru yang begitu munculnya itu langsung menggemparkan pecinta linux, walaupun hanya sebuah distro turunan (Kubuntu) ternyata mampu unjuk gigi berkat optimasinya terhadap Ubuntu + KDE. KDE merupakan desktop yang cukup berat nyatanya mampu di oprek menjadi gegas ditangan developer Netrunner.


Pada edisi 13.06 posisinya memimpin distro terbaik dengan Desktop KDE versi MyLinuxExplorer pada tahun 2013.

Ok, langsung saja berikut beberapa screenshot yang bisa kami abadikan di blog tercinta:
Antarmuka Global

Spesifikasi laptop milik Alakulihal

Settings, antarmuka umumnya desktop KDE

Muon Software Center
Menariknya, Distro ini sudah include berbagai codec untuk keperluan multimedia, jadi sobat akan sangat menyukai, userintefacenya cantik, mudah digunakan, aplikasi bawaan juga lengkap:

Software










Cheese: Aplikasi webcam



Music Player: Qmpp

Clementine: Langsung bisa dengerin mp3
Cantik Dan Gegas

Saya coba membuka beberapa aplikasi seperti Gimp, Krita dan firefox untuk browsing, hasilnya masih sangat gegas meski notebook saya cuma berkekuatan intel coleron dan ram sebesar 2 GB. Dibanding dengan Unity Ubuntu, tentu sangat berbeda, Netrunner jauh lebih mantap!


Pemakaian Gimp dan Krita

Komentar

  1. Turunan distro apa ya ini?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Netrunner ada 2 edisi, turunan Kubuntu dan turunan Manjaro (rolling release) yang ini turunan Kubuntu.

      Hapus
  2. Nice share kang.
    Jarang-jarang ada yang review distro Linux, ditunggu review lainnya kang.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sip insya Allah, disini ada koneksi yang berlebih. Download iso sampe puas unlimited, kendalanya cuma waktu.

      Hapus
  3. jadi bagus buat laptop jadul gan? intel celeron 2 GB aja terasa ringan. enggak bisa bayangin ringannya gmn. haha :3
    lalu untuk turunan kubuntu ama manjaro, ringan mana ya?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Laptop jadul? Bawa kemimpi aja gan, hehehe apalagi procie ane intel generasi ke 4, yang jadul pake selain KDE sma gnome deh. Gud luck

      Hapus

Posting Komentar

Mari bijak dalam berkomentar, mengkritik dan memberi masukan itu menandakan kita mengerti apa yang ada pada tulisan ini, terimakasih.
Mari mencerdaskan bangsa ini.

Postingan populer dari blog ini

Cara Menggunakan Wvdial di Linux Semua distro (XL, Telkomsel, Axis dan 3)

Wvidial adalah aplikasi yang menggunakan CLI untuk menghubungkan modem dengan internet, sampai saat ini masih menjadi aplikasi favorit pengguna sistem operasi Linux besed sebagai senjata onlinenya. Banyak kelebihannya: Mudah, agak simpel, run with CLI dan pastinya ringan. Dan kekurangannya itu lho, bagi pemula cara itu dianggap njelimet. Tak apa, asal bisa konek modemnya dan bisa digunakan untuk online sudah senang rasanya. Di windows lebih susah sebenarnya, karena harus install driver ini dan itu. Sedangkan di Linux tanpa driver, modem bisa jalan (dengan sedikit konfigurasi, dan perlu sedikit trik untuk sebagian modem yang belum support) Well, wvdial pokoknya mudah jika tau cara menggunakannya, bagaimana? Ikuti tutorial saya berikut: Install Pada dasarnya, hampir semua distro sudah tersedia wvdial secara default, tapi ada pula sebagian kecil yang sistemnya belum di tambahkan wvdial, jadi kita perlu install manual Debian/Ubuntu besed: $ sudo apt-get install wvdi

Distro Linux Terbaik Dimata Pengguna Awam Bag 2: OpenSUSE (UPDATE!)

Al Hamdulillah, masih diberi kesempatan Allah untuk menulis artikel ini, artikel yang sangat penting menurut saya . Mengapa? Karena saya tahu, sebenarnya banyak teman-teman yang ingin belajar atau beri'tikad baik menghilangkan kebiasaan membajak (Windows beserta softwarenya) dengan menggunakan Linux. Mereka ingin belajar namun masih ada banyak kendalanya, contoh paling mudah adalah kendala dalam memilih distro Linux yang cocok dan pas untuk mereka, ini mengingat ada banyak sekali distro Linux dengan berbagai variasinya, hingga para pemula bingung. Wal Hamdulillah setelah kemarin menulis Distro Linux Terbaik Dimata Pengguna Awam Bag 1 dan mendapat apresiasi yang baik dari teman-teman. Kali ini saya ingin menulis tema yang sama bagian 2. Saya mantap memilih distro OpenSUSE, tentunya dengan berdasarkan beberapa timbangan dan sudah langsung mencoba. Well, saya menggunakannya baru kisaran 1 bulan, ini menarik karena begitu mencoba langsung kerasan menggunakan ini dan memilih

Cara mengganti Repository OpenSUSE Menjadi Repository Lokal (Update 22-11-2013)

Assalamu'alaikum sobat muslim, terimakasih atas kunjungannya semoga apa yang saya tulis ini memberi wawasan dan manfaat bagi teman-teman yang belum tahu. Tutorial ini hanya sebagai pelengkap yang sudah ada dan untuk memperbanyak totorial OpenSUSE hingga teman-teman tak kesulitan mencarinya di search engine seperti Google.com Sebenarnya mengganti repository default OpenSUSE ke Repository lokal tidaklah rumit, bisa kita lakukan menggunakan terminal (manual) Maupun YaST (GUI mode), kedua-duanya sama mudah dan simpel. Daftar Repository lokal pilihan saya. Sebelum kita mengganti repo default OpenSUSE ke repo lokal, perlu kiranya kita memperhatikan mana kiranya yang memiliki kecepatan download paling pesat, nah disini saya hanya memilih 3 Repo yang tercepat menurut saya pribadi, tak ada bukti nyata yang bisa saya paparkan disini, namun saya memilih hanya berdasarkan pengalaman pribadi dan pengakuan teman-teman, semoga bermanfaat.