Langsung ke konten utama

Xubuntu 14.04 Screenshot Dan Review

18 April kemarin, Ubuntu dan sekeluarga akhirnya dirilis juga, akhirnya membuat nafas segar buat para penggemarnya.

Xubuntu, salah satu dari keluarga Ubuntu, hadir pula meramaikan warna warni distro linux. Lalu apa yang baru pada edisi kali ini?


Kehadiran Xubuntu pada versi 14.04 ternyata tidak membawa perubahan yang ektrim, ya hanya beberapa perubahan dari edisi sebelumnya 13.10. Tapi sedikit itupun tim Xubuntu semakin menciptakan desktop yang memukau.

Perubahan:

1. Screen yang semula menggunakan xscreensver, kini direplace dengan Light Screen.

2. Panel layout sudah diperbarui, dan whiskermenu juga sudah digunakan sebagai menu aplikasi bawaan.



 3. Mugshot, mugshot adalah setting tambahan yang akan kita jumpai di Setting Manager> Personal > About me. Disini kita mengatur kontak informasi kita, dan dan menambahkan face saat login.


4. Untuk mengedit menu aplikasi, Xubuntu menggunakan MenuLibre menggantikan Alacarte yang sebelumnya digunakan pada Xubuntu versi terdahulu.


5. Paket wallpaper komunitas, wallpaper ini adalah gambar pilihan yang kemarin diadakan kontes pemilihan wallpaper untuk Xubuntu.


6. Disertakan juga GTK Theme Config untuk mengkonfigurasi warna pada theme.



7. Perubahan Artwork Xubuntu. Artwork kali ini berbeda dari edisi-edisi sebelumnya, Artwork kali ini ditambahi maskot tikus.


Selain itu juga ada beberapa perbaikan bug, untuk lebih lengkapnya silahkan baca Release Notes.

ScreenShoooot lain:







Secara keseluruhan xubuntu memiliki performa yang baik, kestabilannya bagi saya jauh lebih baik dari pada Unity di Ubuntu.

Terkhusus dalam hal make up, desktop yang dibawakan oleh Xubuntu ini masih menduduki peringkat terbaik dari beberapa distro yang menggunakan Xfce. Saya sangat suka gayanya.

Ringan juga menjadi nilai plus distro keluarga Ubuntu ini. Walaupun dukungannya hanya untuk 3 tahun, toh saya ini bukan tipe orang yang awet tidak pernah ganti distro, bahkan tiap ada rilis gatal rasanya jika tidak menginstall dalam laptop atau minimal mencicipi via live.

Yang rasanya kurang sreg adalah beberapa aplikasi bawaannya yang kurang memadai seperti Abi Word dan Gnumric, saya lebih suka paket Libre Office tertanam pada distro ini.

Oke, lain kali kita bercengkrama kembali.

Komentar

  1. Wah sangat menarik review ini,,jadi pengen nginstall juga nih

    Mampir-mampir ya gan.. http://freefadhil.blogspot.com

    BalasHapus
    Balasan
    1. Silahkan diinstall gan, dan luapkan aksimu...

      Oke, mampir.

      Hapus

Posting Komentar

Mari bijak dalam berkomentar, mengkritik dan memberi masukan itu menandakan kita mengerti apa yang ada pada tulisan ini, terimakasih.
Mari mencerdaskan bangsa ini.

Postingan populer dari blog ini

Cara Menggunakan Wvdial di Linux Semua distro (XL, Telkomsel, Axis dan 3)

Wvidial adalah aplikasi yang menggunakan CLI untuk menghubungkan modem dengan internet, sampai saat ini masih menjadi aplikasi favorit pengguna sistem operasi Linux besed sebagai senjata onlinenya. Banyak kelebihannya: Mudah, agak simpel, run with CLI dan pastinya ringan. Dan kekurangannya itu lho, bagi pemula cara itu dianggap njelimet. Tak apa, asal bisa konek modemnya dan bisa digunakan untuk online sudah senang rasanya. Di windows lebih susah sebenarnya, karena harus install driver ini dan itu. Sedangkan di Linux tanpa driver, modem bisa jalan (dengan sedikit konfigurasi, dan perlu sedikit trik untuk sebagian modem yang belum support) Well, wvdial pokoknya mudah jika tau cara menggunakannya, bagaimana? Ikuti tutorial saya berikut: Install Pada dasarnya, hampir semua distro sudah tersedia wvdial secara default, tapi ada pula sebagian kecil yang sistemnya belum di tambahkan wvdial, jadi kita perlu install manual Debian/Ubuntu besed: $ sudo apt-get install wvdi

Distro Linux Terbaik Dimata Pengguna Awam Bag 2: OpenSUSE (UPDATE!)

Al Hamdulillah, masih diberi kesempatan Allah untuk menulis artikel ini, artikel yang sangat penting menurut saya . Mengapa? Karena saya tahu, sebenarnya banyak teman-teman yang ingin belajar atau beri'tikad baik menghilangkan kebiasaan membajak (Windows beserta softwarenya) dengan menggunakan Linux. Mereka ingin belajar namun masih ada banyak kendalanya, contoh paling mudah adalah kendala dalam memilih distro Linux yang cocok dan pas untuk mereka, ini mengingat ada banyak sekali distro Linux dengan berbagai variasinya, hingga para pemula bingung. Wal Hamdulillah setelah kemarin menulis Distro Linux Terbaik Dimata Pengguna Awam Bag 1 dan mendapat apresiasi yang baik dari teman-teman. Kali ini saya ingin menulis tema yang sama bagian 2. Saya mantap memilih distro OpenSUSE, tentunya dengan berdasarkan beberapa timbangan dan sudah langsung mencoba. Well, saya menggunakannya baru kisaran 1 bulan, ini menarik karena begitu mencoba langsung kerasan menggunakan ini dan memilih

Cara mengganti Repository OpenSUSE Menjadi Repository Lokal (Update 22-11-2013)

Assalamu'alaikum sobat muslim, terimakasih atas kunjungannya semoga apa yang saya tulis ini memberi wawasan dan manfaat bagi teman-teman yang belum tahu. Tutorial ini hanya sebagai pelengkap yang sudah ada dan untuk memperbanyak totorial OpenSUSE hingga teman-teman tak kesulitan mencarinya di search engine seperti Google.com Sebenarnya mengganti repository default OpenSUSE ke Repository lokal tidaklah rumit, bisa kita lakukan menggunakan terminal (manual) Maupun YaST (GUI mode), kedua-duanya sama mudah dan simpel. Daftar Repository lokal pilihan saya. Sebelum kita mengganti repo default OpenSUSE ke repo lokal, perlu kiranya kita memperhatikan mana kiranya yang memiliki kecepatan download paling pesat, nah disini saya hanya memilih 3 Repo yang tercepat menurut saya pribadi, tak ada bukti nyata yang bisa saya paparkan disini, namun saya memilih hanya berdasarkan pengalaman pribadi dan pengakuan teman-teman, semoga bermanfaat.