Langsung ke konten utama

Cara mengganti Repository OpenSUSE Menjadi Repository Lokal (Update 22-11-2013)

Assalamu'alaikum sobat muslim, terimakasih atas kunjungannya semoga apa yang saya tulis ini memberi wawasan dan manfaat bagi teman-teman yang belum tahu.

Tutorial ini hanya sebagai pelengkap yang sudah ada dan untuk memperbanyak totorial OpenSUSE hingga teman-teman tak kesulitan mencarinya di search engine seperti Google.com

Sebenarnya mengganti repository default OpenSUSE ke Repository lokal tidaklah rumit, bisa kita lakukan menggunakan terminal (manual) Maupun YaST (GUI mode), kedua-duanya sama mudah dan simpel.

Daftar Repository lokal pilihan saya.
Sebelum kita mengganti repo default OpenSUSE ke repo lokal, perlu kiranya kita memperhatikan mana kiranya yang memiliki kecepatan download paling pesat, nah disini saya hanya memilih 3 Repo yang tercepat menurut saya pribadi, tak ada bukti nyata yang bisa saya paparkan disini, namun saya memilih hanya berdasarkan pengalaman pribadi dan pengakuan teman-teman, semoga bermanfaat.

  • Kambing.UI.ac.id (Wilayah Jakarta dan sekitarnya)
Repo Wajib.
Repo Packman (repo tambahan untuk instalasi multimedia, game dan lainnya).
  • Repo.UGM.ac.id (Wilayah Yogyakarta dan sekitarnya)
Repo Wajib.
Repo Packman (repo tambahan untuk instalasi multimedia, game dan lainnya).
  • Repo Buaya (Wilayah Surabaya dan sekitarnya)
Repo Wajib.
Repo Packman (repo tambahan untuk instalasi multimedia, game dan lainnya).
> Tidak ada.

1. Menggunakan Terminal dengan Zypper:
Kita menggunakan perintah (zypper addrepo -f (link repository) (nama repository) untuk menambah repository.

A. kita buka terminal lalu masuk masuk sebagai root atau super user
$ su
B. berikutnya kita masukkan perintah diatas, contoh saya menggunakan kambing.ui.ac.id.
NB: untuk nama dibalakang link repo tidak harus monoton seperti yang saya tulis, terserah sobat alakulihal mudah tidak menyulitkan kita. Dan bagi yang menggunakan OpenSUSE 11/12.1, 12.2 atau 12.3 tinggal mengganti angka 13.1 menjadi 12.3/ 12.2 dan semisalnya.

Jika kita berhasil menambahkan Repo maka akan seperti ini:


C. Selanjutnya jika sudah kita refresh.
# zypper ref

Selesai!

2. Menggunakan YaST:
Cara ini adalah cara paling mudah dan user friendly, karena kita tak menghadapi command line.

A. Buka YaST> Software Repositories>

B. Pada bagian bawah klik> add
Repository name: Pada bagian Nama seperti tadi terserah kita apa namanya yang penting tak menyusahkan kita, namanya seperti yang saya tulis pun tak masalah.

URL of the Repository: Isi diantara link yang saya pilihkan.

Tambahkan hingga ke-4 link wajib diatas lalu klik> OK letaknya dibagian kanan bawah.
C.

3. Menghapus/ Disable Repository lama: 
Sebenarnya ini tidak wajib, tapi bagi teman yang ingin melakukannya maka langkahnya seperti ini.

A. Menggunakan YaST

A.a Buka YaST seperti tadi > Software Repositories>

A.b Perhatikan bagian bawah, disitu kita mengatur menambah, mengedit, disable, enable atau menghapus repo yang ada di sistem kita.
Tak usah bingung dengan banyaknya repo yang ada disitu, pokoknya paling penting adalah 4 repo yang tadi kita tambahkan.

B. Menggunakan Zypper (Terminal)

B.a ketiklah perintah:

$ sudo zypper lr

B.b. Pilih nomer berapa yang hendak di disable atau hapus misal kita pilih nomer 3, lalu jalankan perintah berikut:

$ sudo zypper mr -d 3 (untuk mendisable repository nomer 3)

$ sudo zypper rr 3 (untuk menghapus repository nomer 3)


Selesai, semoga bermanfaat.

Source:

Komentar

  1. wahh mantapss kang ,,
    terima kasih kang atas permintaan saya yang 1 ini hehehe

    BalasHapus
  2. Wah akhirnya muncul juga kang repisitory opensuse yang sayan pesan hehe

    terima kasih ya kang sudah berbagi ilmunya heheh

    BalasHapus
  3. fungsi repository apa sih...

    baru belajar masih ngraba raba?

    BalasHapus
  4. Begini mas Anonom .
    Repository itu adalah mirror, mirror itu server tempat bersarangnya aplikasi dan berbagai paket dalam opensuse, semakin dekat repository/mirror itu maka semakin cepat kita menginstall software atau melakukan update sistem.

    Repository defaultnya opensuse itu servernya berada diluar negri, dan itu terlalu jauh karena opensuse memiliki mirror/repository yang berada di indonesia, makanya sebaiknya kita ubah repository defaultnya menjadi repository lokal.

    Keuntungannya jika biasanya kita update/ install software 100kb/s maka kalo pakai server/mirror/repo lokal akan lebih kencang dari itu bahkan bisa sampe 300 kb/s.

    Kalo penjelasannya masih membingungkan coment lagi ya...

    BalasHapus
  5. halo kang untuk mendisable repo di terminal bagai mana ya kang

    BalasHapus
  6. Kenapa tidak pakai YaST > Repository manager aja? jauh lebih simple dan mudah :D

    BalasHapus
  7. Balasan
    1. Apa kabarnya bang pupil? lama ga jumpa :D

      Hapus
  8. bedanya repo non-oss dengan repo oss itu apa kang?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Apakabarnya mas Aditiyas?

      Repo non-oss adalah repo untuk non opensource software dan yang repo oss adalah repo opensource software.

      Sekian, semoga membantu.

      Hapus
  9. makasi kang atas ilmunya

    BalasHapus
  10. terimakasih sangat bermanfaat untuk saya yang baru menggunakan opensuse, saya sempat kebingungan karena di ubuntu atau backtrack hanya tinggal mengubahnya saja di /etc/apt/source.list

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sama-sama, bila ada masalah opensusenya jangan sungkan-sungkan bertanya. Selagi bisa akan saya jawab.

      Hapus
  11. Hallo Mas,
    Baru saya mengupdate open suse 12.2 dan saat update tidak ada error sama sekali sampai selasa.namun pas saya habis reboot Semua aplikasi YAST,SOFTWARE MANEGEMEN muncul error dan saya mencoba via yast di terminal pun sama juga error kira-kira apa yang menjadi penyebab error nya?? saya sudah coba mengikuti petunjuk dari comunity dan semua tutorial error opensuse masih belum selasai masalah nya.mohon petunjuk mas.error nya seperti ini.
    terminate called after throwing an instance of 'YUIPluginException'
    what(): Couldn't load plug-in gtk
    YaST got signal 6 at YCP file Wizard.ycp:697
    /sbin/yast2: line 427: 7490 Aborted $ybindir/y2base $module "$@" "$SELECTED_GUI" $Y2_GEOMETRY $Y2UI_ARGS

    BalasHapus
    Balasan
    1. Baik, kita investigasi dulu...

      Hapus
    2. Mas Firman,
      1. DEnya menggunakan apa? KDE atau Gnome?
      2. Coba jalankan sudo yast --gtk lalu apa outputnya?

      Hapus

Posting Komentar

Mari bijak dalam berkomentar, mengkritik dan memberi masukan itu menandakan kita mengerti apa yang ada pada tulisan ini, terimakasih.
Mari mencerdaskan bangsa ini.

Postingan populer dari blog ini

Cara Menggunakan Wvdial di Linux Semua distro (XL, Telkomsel, Axis dan 3)

Wvidial adalah aplikasi yang menggunakan CLI untuk menghubungkan modem dengan internet, sampai saat ini masih menjadi aplikasi favorit pengguna sistem operasi Linux besed sebagai senjata onlinenya. Banyak kelebihannya: Mudah, agak simpel, run with CLI dan pastinya ringan. Dan kekurangannya itu lho, bagi pemula cara itu dianggap njelimet. Tak apa, asal bisa konek modemnya dan bisa digunakan untuk online sudah senang rasanya. Di windows lebih susah sebenarnya, karena harus install driver ini dan itu. Sedangkan di Linux tanpa driver, modem bisa jalan (dengan sedikit konfigurasi, dan perlu sedikit trik untuk sebagian modem yang belum support) Well, wvdial pokoknya mudah jika tau cara menggunakannya, bagaimana? Ikuti tutorial saya berikut: Install Pada dasarnya, hampir semua distro sudah tersedia wvdial secara default, tapi ada pula sebagian kecil yang sistemnya belum di tambahkan wvdial, jadi kita perlu install manual Debian/Ubuntu besed: $ sudo apt-get install wvdi

Distro Linux Terbaik Dimata Pengguna Awam Bag 2: OpenSUSE (UPDATE!)

Al Hamdulillah, masih diberi kesempatan Allah untuk menulis artikel ini, artikel yang sangat penting menurut saya . Mengapa? Karena saya tahu, sebenarnya banyak teman-teman yang ingin belajar atau beri'tikad baik menghilangkan kebiasaan membajak (Windows beserta softwarenya) dengan menggunakan Linux. Mereka ingin belajar namun masih ada banyak kendalanya, contoh paling mudah adalah kendala dalam memilih distro Linux yang cocok dan pas untuk mereka, ini mengingat ada banyak sekali distro Linux dengan berbagai variasinya, hingga para pemula bingung. Wal Hamdulillah setelah kemarin menulis Distro Linux Terbaik Dimata Pengguna Awam Bag 1 dan mendapat apresiasi yang baik dari teman-teman. Kali ini saya ingin menulis tema yang sama bagian 2. Saya mantap memilih distro OpenSUSE, tentunya dengan berdasarkan beberapa timbangan dan sudah langsung mencoba. Well, saya menggunakannya baru kisaran 1 bulan, ini menarik karena begitu mencoba langsung kerasan menggunakan ini dan memilih