Langsung ke konten utama

Open Office 4 Telah Rilis


Setelah lama OpenOffice dianggap mati suri karena tidak menampakkan tanda-tanda projectnya akan terus berjalan disababkan banyak kontributor yang berpindak ke project LibreOffice milik The Document Fondation, project ini adalah hasil ketidakpuasan setelah OpenOffice dibeli dan lisensinya dipegang oleh Oracle, karena ditakutkan kedepannya OpenOffice digunakan Oracle untuk kepentingan-kepentingan komersial.
Beberapa hari lalu OpenOffice, hadir kembali dengan agak mengejutkan dengan rilis barunya versi 4, Open Office 4 hadir dengan begitu perubahan interface, penambahan fitur dan perbaikan beberapa bug.

Oh ya setidaknya ada dua hal yang saya amati cukup tajam:
1. perubahan besar terhadap dalam interfacenya, menggunakan UI sidebar.
2. Apache menekankan bahwa OpenOffice tetap Opensource agar user tidak dihantui dengan kemungkinan-kemungkinan jika kelak OpenOffice menjadi Office komersial.

Berikut adalah terjemahan (menggunakan google translate dengan beberapa editan saya) dari apa yang ditulis di note rilis OpenOffice 4.

“Apache OpenOffice 4.0 kini telah tersedia untuk di download dari website resmi kami. Office ini dibangun setelah sukses besar dari versi 3.4 yang telah didownload lebih dari 57 juta. Update besar ini membawa banyak fitur menarik, penambahan perangkat dan perbaikan-perbaikan bug. OpenOffice 4.0 mengusung antarmuka sidebar baru dan inovatif, dukungan terhadap 22 bahasa (termasuk 3 bahasa baru), 500 perbaikan bug, perbaikan dalam interoperabilitas Microsoft Office, perangkat tambahan untuk gambar/grafis, peningkatan kinerja dan banyak lainnya yang bisa dibaca dalam nota Rilis.

Satu hal lain yang mungkin akan sobat lihat langsung dihalaman ini, website dan ditempat lain, adalah logo baru kami. Logo baru ini adalah hasil dari banyak iterasi desain, kolaborasi antara desainer berbakat dan sebuah kontes dimana 40 logo yang dinilai lebih dari 50.000 pengguna.

Kami ingin memberikan sapaan khusus kepada pengguna kami yang melakukan upgrade. Kami harap sobat menyukai fitur-fitur baru, terutama interface sidebar. Fitur ini berdasarkan kode yang disumbangkan IBM dari produk Symphony Lotus mereka. Kami adaptasi kode itu dan berdasarkan beberapa putaran feedback dari pengguna seperti sobat, ditingkatkan dan diintegrasikan ke dalam OpenOffice.

Dan untuk pengguna baru, selamat datang ke komunitas! Kami harap sobat menikmati OpenOffice yang memimpin produktivitas kantor gratis dan terbuka.

Support pertanyaan sebaiknya diserahkan kepada komunitas kami, sementara laporan bug harus melalui bugzilla, sistem pelacakan bug kami.
Pertanyaan umum bisa sobat kirim ke milist kami, juga sobat bisa menjumpai kami di twitter, facebook dan google+.


Fitur baru (ringkasan saya)

1. UI panel sidebar.
2. Logo OpenOffice
Download disni:


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cara Menggunakan Wvdial di Linux Semua distro (XL, Telkomsel, Axis dan 3)

Wvidial adalah aplikasi yang menggunakan CLI untuk menghubungkan modem dengan internet, sampai saat ini masih menjadi aplikasi favorit pengguna sistem operasi Linux besed sebagai senjata onlinenya. Banyak kelebihannya: Mudah, agak simpel, run with CLI dan pastinya ringan. Dan kekurangannya itu lho, bagi pemula cara itu dianggap njelimet. Tak apa, asal bisa konek modemnya dan bisa digunakan untuk online sudah senang rasanya. Di windows lebih susah sebenarnya, karena harus install driver ini dan itu. Sedangkan di Linux tanpa driver, modem bisa jalan (dengan sedikit konfigurasi, dan perlu sedikit trik untuk sebagian modem yang belum support) Well, wvdial pokoknya mudah jika tau cara menggunakannya, bagaimana? Ikuti tutorial saya berikut: Install Pada dasarnya, hampir semua distro sudah tersedia wvdial secara default, tapi ada pula sebagian kecil yang sistemnya belum di tambahkan wvdial, jadi kita perlu install manual Debian/Ubuntu besed: $ sudo apt-get install wvdi

Distro Linux Terbaik Dimata Pengguna Awam Bag 2: OpenSUSE (UPDATE!)

Al Hamdulillah, masih diberi kesempatan Allah untuk menulis artikel ini, artikel yang sangat penting menurut saya . Mengapa? Karena saya tahu, sebenarnya banyak teman-teman yang ingin belajar atau beri'tikad baik menghilangkan kebiasaan membajak (Windows beserta softwarenya) dengan menggunakan Linux. Mereka ingin belajar namun masih ada banyak kendalanya, contoh paling mudah adalah kendala dalam memilih distro Linux yang cocok dan pas untuk mereka, ini mengingat ada banyak sekali distro Linux dengan berbagai variasinya, hingga para pemula bingung. Wal Hamdulillah setelah kemarin menulis Distro Linux Terbaik Dimata Pengguna Awam Bag 1 dan mendapat apresiasi yang baik dari teman-teman. Kali ini saya ingin menulis tema yang sama bagian 2. Saya mantap memilih distro OpenSUSE, tentunya dengan berdasarkan beberapa timbangan dan sudah langsung mencoba. Well, saya menggunakannya baru kisaran 1 bulan, ini menarik karena begitu mencoba langsung kerasan menggunakan ini dan memilih

Cara mengganti Repository OpenSUSE Menjadi Repository Lokal (Update 22-11-2013)

Assalamu'alaikum sobat muslim, terimakasih atas kunjungannya semoga apa yang saya tulis ini memberi wawasan dan manfaat bagi teman-teman yang belum tahu. Tutorial ini hanya sebagai pelengkap yang sudah ada dan untuk memperbanyak totorial OpenSUSE hingga teman-teman tak kesulitan mencarinya di search engine seperti Google.com Sebenarnya mengganti repository default OpenSUSE ke Repository lokal tidaklah rumit, bisa kita lakukan menggunakan terminal (manual) Maupun YaST (GUI mode), kedua-duanya sama mudah dan simpel. Daftar Repository lokal pilihan saya. Sebelum kita mengganti repo default OpenSUSE ke repo lokal, perlu kiranya kita memperhatikan mana kiranya yang memiliki kecepatan download paling pesat, nah disini saya hanya memilih 3 Repo yang tercepat menurut saya pribadi, tak ada bukti nyata yang bisa saya paparkan disini, namun saya memilih hanya berdasarkan pengalaman pribadi dan pengakuan teman-teman, semoga bermanfaat.