Langsung ke konten utama

Install Uget Download Manager Dan Mengatasi Error “aria2c version error” Pada Aria2 Plug-in

Langsung sobat, Diantara beberapa Download accelator Linux yang berbentuk GUI adalah Uget, nah kelebihan Uget ini bisa di interigasikan dengan aria2 melalui plugin, Aria2 merupakan download accelator yang banyak di klaim pengguna Linux sebagai download accelator tercepat di linux, namun sayang dia berbentuk CLI yang hanya dijalankan menggunakan terminal.

Nah sobat bisa install uget download manager melalui perintah dibawah ini, dijalankan di terminal satu persatu:

sudo add-apt-repository ppa:plushuang-tw/uget-stable
sudo apt-get update
sudo apt-get install uget aria2

Sebenarnya, di Ubuntu software center juga sudah tersedia, namun saya lebih suka install melalui PPA. Sebab di USC (ubuntu software center) banyak fotware yang tidak up to date, rilis softwarenya sering kali terlambat, termasuk Uget ini, misalkan saat saya tulis ini Uget Di USC baru versi 1.8.0 sedangkan di PPA sudah ke versi 1.10.0 cukup jauh bukan?

Ok sobat, sudah install? Mari kita aktifkan aria2 plug-in di Uget.
1. Buka Uget yang barusan Sobat Download, ke menu edit>> settings >> plug-in>> lalu centang “enable aria2 plug-in >>ok

Pengaturan Plug-in Aria2 pada Uget
2. Nah yang sering terjadi, begitu aria2 plugin ini di aktifkan, download jadi error, kalau yang terjadi pada saya, ada tulisan gini: “massage: aria2c version error” nah gimana cara memperbaiki masalah ini? Lalu saya googeling dapat ini:

Dengan mengganti argument pada kotak dialog aria2 plugin Uget tersebut. Gambar diatas sudah saya ganti dengan tulisan berikut:
Argumant default pada Uget yang ada silahkan diganti dengan “-x 4 -k 1M --enable-rpc --rpc-listen-all=true –rpc-allow-origin-all” tanpa tanda petik.
 

Lalu restart Uget sobat kalau masih error matikan service uget atau kalau bingung restart saja desktopnya. Samapi disini jika ada masalah silahkan komen saja di bawah.

Ok gan, selamat berkarya! Linux Is The Best, best choice, best system, best price, and freedom.

Referensi:

Komentar

  1. berapa speed maximal yang bisa di dapat setelah pake plug-in aria 2 ini bang??

    BalasHapus
    Balasan
    1. Di tempat saya koneksi internet tidak stabil mas, jadi tidak bisa dijadikan contoh.

      Hapus
  2. Saya pengguna ubuntu 15.10 pake uget 1.10.04 (yang terakhir kalo gak salah). Error pas download torrent tetep belum teratasi mas, instruksi di atas atau di forum-forum ubuntu lain udah saya sambangi pake perantara google, ada saran? Please respon ya mas, aslinya bisa aja lewat transmission tp banyak fitur yang cuma ada di uget+aria2, thx

    BalasHapus

Posting Komentar

Mari bijak dalam berkomentar, mengkritik dan memberi masukan itu menandakan kita mengerti apa yang ada pada tulisan ini, terimakasih.
Mari mencerdaskan bangsa ini.

Postingan populer dari blog ini

Cara Menggunakan Wvdial di Linux Semua distro (XL, Telkomsel, Axis dan 3)

Wvidial adalah aplikasi yang menggunakan CLI untuk menghubungkan modem dengan internet, sampai saat ini masih menjadi aplikasi favorit pengguna sistem operasi Linux besed sebagai senjata onlinenya. Banyak kelebihannya: Mudah, agak simpel, run with CLI dan pastinya ringan. Dan kekurangannya itu lho, bagi pemula cara itu dianggap njelimet. Tak apa, asal bisa konek modemnya dan bisa digunakan untuk online sudah senang rasanya. Di windows lebih susah sebenarnya, karena harus install driver ini dan itu. Sedangkan di Linux tanpa driver, modem bisa jalan (dengan sedikit konfigurasi, dan perlu sedikit trik untuk sebagian modem yang belum support) Well, wvdial pokoknya mudah jika tau cara menggunakannya, bagaimana? Ikuti tutorial saya berikut: Install Pada dasarnya, hampir semua distro sudah tersedia wvdial secara default, tapi ada pula sebagian kecil yang sistemnya belum di tambahkan wvdial, jadi kita perlu install manual Debian/Ubuntu besed: $ sudo apt-get install wvdi

Distro Linux Terbaik Dimata Pengguna Awam Bag 2: OpenSUSE (UPDATE!)

Al Hamdulillah, masih diberi kesempatan Allah untuk menulis artikel ini, artikel yang sangat penting menurut saya . Mengapa? Karena saya tahu, sebenarnya banyak teman-teman yang ingin belajar atau beri'tikad baik menghilangkan kebiasaan membajak (Windows beserta softwarenya) dengan menggunakan Linux. Mereka ingin belajar namun masih ada banyak kendalanya, contoh paling mudah adalah kendala dalam memilih distro Linux yang cocok dan pas untuk mereka, ini mengingat ada banyak sekali distro Linux dengan berbagai variasinya, hingga para pemula bingung. Wal Hamdulillah setelah kemarin menulis Distro Linux Terbaik Dimata Pengguna Awam Bag 1 dan mendapat apresiasi yang baik dari teman-teman. Kali ini saya ingin menulis tema yang sama bagian 2. Saya mantap memilih distro OpenSUSE, tentunya dengan berdasarkan beberapa timbangan dan sudah langsung mencoba. Well, saya menggunakannya baru kisaran 1 bulan, ini menarik karena begitu mencoba langsung kerasan menggunakan ini dan memilih

Cara mengganti Repository OpenSUSE Menjadi Repository Lokal (Update 22-11-2013)

Assalamu'alaikum sobat muslim, terimakasih atas kunjungannya semoga apa yang saya tulis ini memberi wawasan dan manfaat bagi teman-teman yang belum tahu. Tutorial ini hanya sebagai pelengkap yang sudah ada dan untuk memperbanyak totorial OpenSUSE hingga teman-teman tak kesulitan mencarinya di search engine seperti Google.com Sebenarnya mengganti repository default OpenSUSE ke Repository lokal tidaklah rumit, bisa kita lakukan menggunakan terminal (manual) Maupun YaST (GUI mode), kedua-duanya sama mudah dan simpel. Daftar Repository lokal pilihan saya. Sebelum kita mengganti repo default OpenSUSE ke repo lokal, perlu kiranya kita memperhatikan mana kiranya yang memiliki kecepatan download paling pesat, nah disini saya hanya memilih 3 Repo yang tercepat menurut saya pribadi, tak ada bukti nyata yang bisa saya paparkan disini, namun saya memilih hanya berdasarkan pengalaman pribadi dan pengakuan teman-teman, semoga bermanfaat.