Langsung ke konten utama

Biar Libre Officenya lebih perfect di KDE


Assalamu'alaikum Waramatullahi Wabarakatuh...

Hey sobat khususnya pengguna OpenSUSE dan umumnya pengguna KDE, pengalaman saya dan menurut pandangan pribadi Libreoffice di OpenSUSE KDE sangat tidak perfect dan membosankan, background colornya abu-abu, tidak menarik. Perasaan di Gnome (gtk) nggak sekaku ini deh. Apalagi kalau lihat Microsoft Office atau Kingsoft Office.

Nah biar keren dan dan background colornya lembut seperti kedua software office yang saya sebut tadi, kita oprek sebentar.

1. Buka Configure Desktop (KDE Control Panel)
2. Klik Application Appearance > Colors > Colors > pada Color set pilih “Common Colors” > pilih “Window Background” ganti warnanya dengan #E9EBFF

3. Jika sudah, klik Apply. Buka Libre Office yang sudah tampak elegan.
Catatan:

A. Biar lebih cantik lagi, kita custom iconnya. Bisa dibaca pada artikel: http://alakulihal.blogspot.com/2013/12/faenza-dan-kalahari-icon-untuk.html

B. Untuk aktifasi sidebar hanya bisa dilakukan pada Libre Office 4.1 keatas, baca http://alakulihal.blogspot.com/2013/12/mengaktifkan-sidebar-menu-pada.html

Barokallahu fiekum, semoga bermanfaat.


Komentar

  1. saya newbie mas.. hehe kmren baca blog agan n tertarik buat nyobain.. alhasil intal manjaro dan plus file terformat hehe.. pengalaman yang seru.. :D
    btw kalo saya instal manjaro dan opensuse.. dual boot gitu bisa ya gan? abistu open suse gak compitable dgn netbook yg layar nya 10 inci ya kan?
    ane lebih memilih manjaro. boleh minta link agan buat bisa ane hubungi..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Dear mas arkan, pengalaman enak akan gampang lupa justru pengalaman pahit yang paling lama diingat dan asik buat diceritakan kawan, hehe.

      Soal openSUSE apakah support untuk layar netbook 10 Inc sayar rasa support alias tak ada masalah meskipun belum pernah nyoba, untuk dualboot dengan Manjaro sangat bisa, soalnya saya ini juga lagi dualboot openSUSE dengan Manjaro sama-sama asik.

      Bila perlu bantuan dari saya pribadi coba kontak saja lewat email mr.alakulihal at gmail dot com atau facebook: Ismi Hammam atau komentar pada blog ini pun saya cukup responsif menjawabnya selama saya ketahui. Terima kasih sudah berkunjung.

      Hapus
  2. ok mas.. makasih.. ini lagi proses mendownload opensuse yang kde 13.1, apabila ada pertanyaan atau kendala. sepertinya saya akan comment di sini aja.. buat ramein hehe :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Asik deh. Siap menanti pertanyaan mas arkan :).

      Hapus

Posting Komentar

Mari bijak dalam berkomentar, mengkritik dan memberi masukan itu menandakan kita mengerti apa yang ada pada tulisan ini, terimakasih.
Mari mencerdaskan bangsa ini.

Postingan populer dari blog ini

Cara Menggunakan Wvdial di Linux Semua distro (XL, Telkomsel, Axis dan 3)

Wvidial adalah aplikasi yang menggunakan CLI untuk menghubungkan modem dengan internet, sampai saat ini masih menjadi aplikasi favorit pengguna sistem operasi Linux besed sebagai senjata onlinenya. Banyak kelebihannya: Mudah, agak simpel, run with CLI dan pastinya ringan. Dan kekurangannya itu lho, bagi pemula cara itu dianggap njelimet. Tak apa, asal bisa konek modemnya dan bisa digunakan untuk online sudah senang rasanya. Di windows lebih susah sebenarnya, karena harus install driver ini dan itu. Sedangkan di Linux tanpa driver, modem bisa jalan (dengan sedikit konfigurasi, dan perlu sedikit trik untuk sebagian modem yang belum support) Well, wvdial pokoknya mudah jika tau cara menggunakannya, bagaimana? Ikuti tutorial saya berikut: Install Pada dasarnya, hampir semua distro sudah tersedia wvdial secara default, tapi ada pula sebagian kecil yang sistemnya belum di tambahkan wvdial, jadi kita perlu install manual Debian/Ubuntu besed: $ sudo apt-get install wvdi

Distro Linux Terbaik Dimata Pengguna Awam Bag 2: OpenSUSE (UPDATE!)

Al Hamdulillah, masih diberi kesempatan Allah untuk menulis artikel ini, artikel yang sangat penting menurut saya . Mengapa? Karena saya tahu, sebenarnya banyak teman-teman yang ingin belajar atau beri'tikad baik menghilangkan kebiasaan membajak (Windows beserta softwarenya) dengan menggunakan Linux. Mereka ingin belajar namun masih ada banyak kendalanya, contoh paling mudah adalah kendala dalam memilih distro Linux yang cocok dan pas untuk mereka, ini mengingat ada banyak sekali distro Linux dengan berbagai variasinya, hingga para pemula bingung. Wal Hamdulillah setelah kemarin menulis Distro Linux Terbaik Dimata Pengguna Awam Bag 1 dan mendapat apresiasi yang baik dari teman-teman. Kali ini saya ingin menulis tema yang sama bagian 2. Saya mantap memilih distro OpenSUSE, tentunya dengan berdasarkan beberapa timbangan dan sudah langsung mencoba. Well, saya menggunakannya baru kisaran 1 bulan, ini menarik karena begitu mencoba langsung kerasan menggunakan ini dan memilih

Cara mengganti Repository OpenSUSE Menjadi Repository Lokal (Update 22-11-2013)

Assalamu'alaikum sobat muslim, terimakasih atas kunjungannya semoga apa yang saya tulis ini memberi wawasan dan manfaat bagi teman-teman yang belum tahu. Tutorial ini hanya sebagai pelengkap yang sudah ada dan untuk memperbanyak totorial OpenSUSE hingga teman-teman tak kesulitan mencarinya di search engine seperti Google.com Sebenarnya mengganti repository default OpenSUSE ke Repository lokal tidaklah rumit, bisa kita lakukan menggunakan terminal (manual) Maupun YaST (GUI mode), kedua-duanya sama mudah dan simpel. Daftar Repository lokal pilihan saya. Sebelum kita mengganti repo default OpenSUSE ke repo lokal, perlu kiranya kita memperhatikan mana kiranya yang memiliki kecepatan download paling pesat, nah disini saya hanya memilih 3 Repo yang tercepat menurut saya pribadi, tak ada bukti nyata yang bisa saya paparkan disini, namun saya memilih hanya berdasarkan pengalaman pribadi dan pengakuan teman-teman, semoga bermanfaat.