Ini kali ke limanya temen saya berganti distro. Maklum, dia lagi gandrung-gandrungnya berlayar di lautan distro Linux. Sebagai konsultan sekaligus teknisi baginya, saya sih seneng-seneng aja apalagi temen saya ini cukup mandiri, bila benar-benar tidak bisa di atasinya saja dia akan bertanya.
Ke lima ini dia terlihat sangat menikmatinya menggunakan Deepin setelah sebelumnya menggunakan Elementary dan OpenSUSE.
Kebetulan saya sendiri baru kali ini menginstall Deepin baik di laptop sendiri ataupun laptop temen, rasanya kurang sreg aja sama yang berbau Cina (padahal HPnya juga cina :D). Namun begitu melihatnya batin saya "desktopnya Deepin sangat mengagumkan karena selain cantik, juga sangat mudah digunakan pemula dan lebih penting lagi stabil.
Yang menjadi keluhan saya pada semua distro adalah desktopnya rentan bug, selalu ada bug; baik KDE, Gnome apalagi Unity. Karenanya desktop favorit saya adalah Xfce, setali 3 uang, selain stabil juga ringan dan cukup customizable dibanding LXDE.
Ngomong-ngomong, Deepin Desktop Environment juga cukup ringan dalam mesin intel core i3 dengan ram 2 GB malah kadang-kadang saya merasa lebih ringan dibanding Pantheon, desktop manager milik Elementary.
Begitu terinstall dilaptopnya, temen saya sampai termangu-mangu.
"Wahai... Indah sekali!"
Untuk akses menu sedikit mirip Unity, namun beda konsep. Menunya berada di dock namun lebih ringan dibanding Unity.
Sepertinya ini menggunakan Nautilus, tapi yang saya kagumi folder manager di Deepin OS ini gesit sekali. Tapi ini masih terlalu awal mengatakan lebih ringan dibandingkan Nautilus di dekstop lain karena beluma data dan cache menumpuk.
Di lingkungan Debian/Ubuntu, software center deepin sudah dikenal sebagai software tercantik. Menurut penilaian pribadi saya, Deepin software center lebih ringan dibanding milik ubuntu.
Saya yakin bagi kamu semua, langsung jatuh cinta begitu melihat dan meresapinya, Most Beutiful desktop dah!
Soal keragaman interface desktop, mengingatkan saya pada Zorin yang bisa berganti muka ke Gnome 2, Mac OS, Windows 7 dan lainnya dengan sekali klik. Deepin juga memiliki fitur menawan itu. Berganti windows dan icon juga sangat mudah, terlihat defaultnya ada 7 pilihan.
Oh ya, yang menemukan bug di DDM ini mohon komennya ya.
Ke lima ini dia terlihat sangat menikmatinya menggunakan Deepin setelah sebelumnya menggunakan Elementary dan OpenSUSE.
Kebetulan saya sendiri baru kali ini menginstall Deepin baik di laptop sendiri ataupun laptop temen, rasanya kurang sreg aja sama yang berbau Cina (padahal HPnya juga cina :D). Namun begitu melihatnya batin saya "desktopnya Deepin sangat mengagumkan karena selain cantik, juga sangat mudah digunakan pemula dan lebih penting lagi stabil.
Yang menjadi keluhan saya pada semua distro adalah desktopnya rentan bug, selalu ada bug; baik KDE, Gnome apalagi Unity. Karenanya desktop favorit saya adalah Xfce, setali 3 uang, selain stabil juga ringan dan cukup customizable dibanding LXDE.
Ngomong-ngomong, Deepin Desktop Environment juga cukup ringan dalam mesin intel core i3 dengan ram 2 GB malah kadang-kadang saya merasa lebih ringan dibanding Pantheon, desktop manager milik Elementary.
Begitu terinstall dilaptopnya, temen saya sampai termangu-mangu.
"Wahai... Indah sekali!"
doc. pribadi |
Antarmukanya yang bening, ditambahkan dock yang keren,
|
Setting Manager, dock. pribadi. |
Folder manager. dok. pribadi |
Software Center. |
Deepin Movie Player. dok. pribadi |
Simpel dan bening, GUInya mengingatkan saya pada Windows Media Player.
|
Customable. dok. pribadi |
Soal keragaman interface desktop, mengingatkan saya pada Zorin yang bisa berganti muka ke Gnome 2, Mac OS, Windows 7 dan lainnya dengan sekali klik. Deepin juga memiliki fitur menawan itu. Berganti windows dan icon juga sangat mudah, terlihat defaultnya ada 7 pilihan.
Oh ya, yang menemukan bug di DDM ini mohon komennya ya.
sayangnya saya nggak suka desktop rame.. masih seneng sama gnome-shell atau pantheon
BalasHapusKalau saya justru lebih suka Xfce yang diwakili oleh Xubuntu dan Manjaro. Boleh juga KDE yang diwakili oleh OpenSUSE. makasih Charis udah mampir.
Hapuskalau menurut penulis, lebih nyaman pakai elementary atau deepin ini?
BalasHapusAne pribadi nggak nyaman dua2, setelah beberapa kali menjajali. Ane lebih nyaman menggunakan distro lain, OpenSUSE dan Manjaro. OpenSUSE KDE dan Manjaro Xfce. Soalnya dilaptop ane Ubuntu dan turunannya sering ngebug, sementara menggunakan Manjaro dan Opensuse lebih mulus dan stabil. Heran juga sama Manjaro padahal paket2 softwarenya dipilih yang terbaru mengikuti Arch Linux. Sementara Ubuntu jeroannya masih banyak yang menggunakan paket lama untuk menjaga kestabilan.. Tapi, itu hanya pengalaman pribadi ane :D, orang entah klo orang lain :D.
Hapus